
Updatekareba.Com, Toraja – Ratusan tahun terekam pada artefak-artefak Pahlawan Pongtiku yang hingga kini masih bisa dilihat, mulai dari makam, hingga lokasi pembunuhan Pahlawan Nasional ini.
Peninggalan itu tidak hanya berupa tempat yang masih aktif hingga kini, tetapi juga bangunan kuno dan situs lainnya.
Hanya sayang, lokasi penembakan Pahlawan Pongtiku di tepi sungai Sa’dan Kelurahan Karassik, Kecamatan Rantepao, Toraja Utara, tidak terawat dengan baik.
Objek wisata sejarah ini direnovasi oleh Pemkab Toraja Utara melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Toraja Utara dengan anggaran Rp. 1,3 M dari APBD Tahun 2017 lalu.
Namun bangunan cagar budaya yang tidak terawat bahkan rerumputan ilalang tumbuh dengan subur tanpa perbersihan oleh Pemkab Toraja Utara usai direnovasi.
Hal ini bisa mengancam eksistensi bangunan serta situs cagar budaya.
Objek wisata cagar budaya ini jika dirawat dengan baik akan jadi obyek wisata heritage.
Untuk diketahui Pahwalan Pongtiku meninggal dunia di tepi sungai Sa’dan ini kono ceritanya seusai menghadiri pemakaman jenazah orang tuanya, Pong Tiku kemudian menuju benteng Alla. Di sana telah berkumpul para pejuang dari berbagai daerah Sulawesi Selatan.
Benteng Alla pun diserang Belanda pada tanggal 12 Maret 1907. Akibat serangan itu puluhan pejuang gugur dan ditawan. Namun, Pong Tiku berhasil menyelamatkan diri.
Dalam pelariannya dari satu tempat ke tempat lain, ia terus berusaha mengobarkan semangat perjuangan melawan Belanda.
Belanda masih terus melakukan pengejaran hingga akhirnya ia berhasil ditangkap di Lilikan pada awal bulan Juli 1907.
Setelah berhasil ditangkap, ia kemudian dipaksa untuk menandatangani surat pernyataan yang isinya mengakui kekuasaan Belanda. Namun, meskipun berada dalam tekanan, Pong Tiku tetap menolak menandatangani surat tersebut.
Karena terus-menerus melawan dan menolak bekerjasama, Pong Tiku pun ditembak mati Belanda di tepi Sungai Sa’dan.
Kematian Pong Tiku sekaligus menandai berakhirnya perlawanan terhadap Belanda di Toraja. Toraja merupakan daerah terakhir di Sulawesi Selatan yang jatuh ke tangan Belanda.
Atas jasa-jasanya kepada negara, Pong Tiku alias Ne’baso dianugerahi gelar Lihat Daftar Pahlawan Nasional pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden Republik Indonesia No. 73/TK/Tahun 2002, tanggal 6 November 2002.(*)